Laman

Selasa, 15 Juni 2010

KOLAM TERPAL

Kolam Terpal untuk Lele Dumbo
LELE, terutama jenis dumbo, merupakan salah satu komoditas perikanan darat yang memiliki prospek cerah. Banyak warung wakan dan warung tenda di pinggir jalan yang menyediakan menu lele goreng.

Fakta ini membuat banyak orang tertarik membudidayakan lele dumbo, atau setidaknya ”bermain” di ranah pembesaran. Sayang, tak semua orang bisa melakukannya, terutama akibat keterbatasan lahan. Kendala ini makin terasa bagi warga yang mukim di perkotaan.

Sebenarnya lahan bukanlah kendala terbesar, karena banyak inovasi yang dapat digunakan untuk ”mengakalinya”. Badan Penelitian Teknologi Pertanian (BPTP) DIY pernah membuat uji coba pemeliharaan lele dumbo dalam kolam fiber, salah satu lokasinya di tempat saya (Maguwoharjo, Depok, Sleman), dan terbukti sukses.

Dari sinilah muncul ide untuk membudidayakan lele dumbo dalam kolam terpal. Uji coba pun sudah digelar, serta menuai sukses pula. Bahkan kisah sukses ini telah didokumentasi Khairuman SP, Toguan Sihombing, dan Khairul Amri SPi MSi dalam buku yang berjudul Budi Daya Lele Dumbo di Kolam Terpal.

Kolam sederhana dari terpal ini dapat dibangun di pekarangan rumah atau kebun, dan tak harus membutuhkan lahan luas. Pembuatan kolam terpal sangat praktis, dan hanya memerlukan waktu beberapa jam saja. Anda tak perlu menggali lahan untuk membentuk kolam, sehingga menghemat biaya.

Keuntungan lain, Anda leluasa memindah-mindah lokasi kolam, sesuai dengan keinginan. Kehidupan lele juga mudah dikontrol, kondisi air relatif lebih bersih, dan pasokan pakan berkualitas juga lebih terjamin.

Kolam terpal bisa dibedakan menjadi tiga model, yaitu: a) kolam terpal di atas permukaan tanah; b) kolam terpal di bawah permukaan tanah; dan c) kolam beton / tanah berlapis terpal. Masing-masing memiliki teknik pembuatan dan konstruksi kolam yang berbeda.
Di Atas Tanah Artikel ini hanya membahas pembuatan kolam terpal di atas permukaan tanah. Sebelumnya Anda mesti menentukan lokasi yang akan digunakan. Usahakan lokasinya tidak jauh dari sumber air, sehingga tidak memerlukan selang air terlalu panjang.

Bersihkan lahan dari gulma, seperti rumput liar dan alang-alang, serta pepohonan yang terlalu rimbun agar kolam dapat memperoleh sinar matahari secara langsung.

Sekarang, siapkan tonggak kayu sebagai tiang utama. Jika mau membangun kolam berukuran 6 x 4 m2, tancapkan tonggak di setiap sudut kolam. Tinggi tonggak utama sekitar 100 cm, meski kedalaman kolam nantinya hanya 30-80 cm, tergantung umur benih lele.

Tetapi, ingat, diperlukan beberapa tonggak pendukung (berukuran lebih kecil), dengan jarak antartonggak sekitar 1 meter. Jika jumlah kolam lebih dari satu unit, usahakan ditata secara rapi. Kolam yang tertata rapi tidak hanya membantu pemilik dalam memberi pakan, tetapi juga sedap dipandang mata.

Setelah tonggak-tonggak terpasang, buatlah kerangka kolam dari kayu kaso yang sudah dipotong sesuai dengan ukuran kolam. Agar kolam terlihat rapi, kayu kaso perlu diserut dan dihaluskan.

Agar kolam tidak bersentuhan langsung dengan tanah / lantai bangunan, bagian dasar kolam bisa ditinggikan sekitar 5 cm dari tanah / lantai bangunan, dengan cara memberinya kaki-kaki. Untuk menyatukan potongan-potongan kayu, gunakan paku berukuran 7 atau 9 cm.
Dinding dan Dasar Sekarang Anda sudah memiliki ”peti raksasa”, tetapi belum memiliki dinding dan dasar kolam. Baik dinding maupun dasar kolam bisa dibuat dari bambu. Pilihlah bambu tua, kemudian dibersihkan dan dibelah menjadi bilah-bilah bambu selebar 4-5 cm.
Bilah-bilah bambu selanjutnya dipaku ke semua kerangka bagian bawah (dasar) dan bagian sisi (dinding).

Bagian atas tetap dibiarkan terbuka. Sewaktu memaku, usahakan bilah bambu tak pecah karena akan mengurangi kekuatannya dalam menahan air. Disarankan, sebelum dipaku, lubangi dulu dengan bor bermata kecil.

Yang sangat penting adalah mengatur kemiringan bagian dasar. Artinya, dasar yang dibuat sedikit miring ke salah satu sisi, sehingga memudahkan kita saat mengeringkan kolam dan memanen lele.

Letakkan pipa PVC (paralon) beserta knee secara horizontal di sisi bak paling rendah sebagai tempat untuk pembuangan air. Paralon yang digunakan berdiameter 2,5 inci.
Langkah berikutnya adalah memasang terpal plastik di bagian dalam bak. Pertama, siapkan terpal plastik berukuran 8 x 6 m2 yang telah dipres.

Kedua, pasang terpal hingga merapat ke tepi (bagian sudut dapat dilipat). Ketiga, terpal pada bagian dinding paling atas dijepit dengan bilah bambu, agar kelihatan rapi dan tidak mudah mengerut.

Keempat, melubangi terpal yang tepat menempel di mulut pipa (paralon) pembuangan air. Kalau mau rapi, guntinglah sedikit bagian itu sehingga berbentuk bintang, kemudian dipasang knee.

Kalau semua pekerjaan selesai, bagian dalam kolam terpal dicuci dengan kain atau sikat, untuk menghilangkan bau lem atau zat kimia yang dapat mematikan bibit ikan. Keringkan selama sehari penuh.

Masukkan air secara pelan-pelan ke dalam kolam sampai kedalamannya mencapai 30 cm. Pastikan tidak ada kebocoran pada terpal, sehingga volume genangan air tetap utuh. Kalau ada terpal yang sobek atau bocor, segera lakukan penambalan.

Air yang telah diisi dibiarkan selama seminggu. Kini, kolam terpal siap digunakan untuk menampung benih-benih lele dumbo. Selamat mencoba. (Sriyati-32

Tidak ada komentar:

Posting Komentar